Kupang, TiTo – Sejumlah petani dari enam kelompok tani (Poktan) di kecamatan Kupang timur kabupaten Kupang yang lahan persawahannya mengalami dampak kekeringan Rabu (3/9) siang menerima bantuan mesin pompa air Brigade dari Dinas pertanian dan tanaman pangan provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Diantara petani penerima bantuan ada Hengky Hegeratu, anggota Poktan Ita Esa Oesao yang sebelumnya terlibat Cek-cok dengan petani lainnya di area persawahan itu karena persoalan jatah aliran air ke sawah mereka yang alami kekeringan setelah sebulan ditanami padi.
“Kami sudah terima bantuan mesin (pompa air) tadi, ada empat pompa, duanya baru diambil nanti, terimakasih,”ungkap Hengky kepada timurtoday.id lewat layanan WhatsApp, Rabu (3/9) sore.
Poktan yang menerima bantuan tersebut Rabu siang kata Hengky yakni Poktan Ita Esa Oesao, Poktan Sukamaju Pukdale, Poktan Tialolu Oelatimo dan Poktan Harapan Embun pagi.
Dikatakan ada empat unit mesin pompa air lengkap dengan pipa penghisap dan pembuangan air yang diterima oleh dirinya dan beberapa petani dari dinas pertanian tanaman pangan provinsi NTT.
Disampaikan Hengky mesin pompa tersebut akan dipakai untuk menyedot air dari sumber yang ada untuk dialirkan ke area sawahnya yang mengalami kekeringan akibat menurunkan pasokan air dari bendungan Felakdale melalui irigasi yang ada.
Sebelumnya diberitakan Pemerintah kabupaten Kupang melalui dinas pertanian mengusulkan permohonan bantuan ke pemprov NTT terkait penanganan dampak kekeringan di Musim Tanam (MT) II yang terjadi di lahan padi milik sebelas kelompok tani (Poktan) di kecamatan Kupang timur.
Kepala dinas pertanian kabupaten Kupang Amin Juariah Sabtu (30/8) menginformasikan usulan bantuan penanganan telah disampaikan secara tertulis melalui dinas pertanian provinsi NTT akhir pekan ini.
Sebelas Poktan yang diusulkan ke pemprov NTT untuk mendapat bantuan yakni Poktan Wereng desa Pukdale dengan lahan terdampak kekeringan mencapai empat hektare (ha) , Poktan Nerata kelurahan Oesao dengan luasan dampak kekeringan 6 ha, Poktan Dalek esa 6 ha, Imanuel 4 ha dan Sahabat 6 ha di kelurahan Naibonat, Poktan di kelurahan Babau seluas 5 ha, Poktan P3A Manela Aekaf di desa Tanah putih seluas 10 ha, Poktan Embun pagi di desa Pukdale seluas 4 ha, Poktan Ita Esa kelurahan Oesao seluas 8 ha, Poktan Hijau Permai kelurahan Oesao seluas 3 ha dan Poktan Mandiri sejati kelurahan Oesao juga seluas 3 ha.
“Bantuan sudah kita usulkan ke provinsi,”ungkap Kadis Amin Juariah.
Sebelumnya anggota Poktan Ita Esa, Hengky Hegeratu menyampaikan pihaknya membutuhkan bantuan mesin pompa air untuk menyedot air dari sumur bor yang ada di area persawahan mereka. Sumur bor yang dibangun beberapa tahun lalu tersebut kata Hengky kini tidak mengeluarkan air sehingga petani di area persawahan tersebut kini kesulitan air untuk mengairi padi yang baru ditanam sekitar sebulan lalu.
Upaya petani untuk berbagi jatah aliran air dari bendungan Felakdale ke area persawahan tersebut menimbulkan keributan pada Kamis (29/8).
Dijelaskan Hengky di area persawahan yang luasannya mencapai sekitar 40-an hektare tersebut kini setengah bagiannya mengalami kekeringan akibat kurangnya pasokan air dari bendungan melalui irigasi sederhana yang ada. Padi berumur kira-kira sebulan kini terancam gagal panen di area sawah sekitar 20-an hektare.
Dari persoalan itu kemudian para petani yang memiliki sawah di area tersebut untuk membagi jatah pengaliran air karena ketersediaan air dari bendungan Felakdale ke area itu mulai berkurang.
Pada Kamis itu dikatakan Hengky merupakan giliran mereka mendapat suplai air dari irigasi yang ada ke lahan mereka yang berada dibagian bawah. Namun saat mereka menangi aliran air, aliran air tiba-tiba terhenti. Mereka kemudian mengecek ke bagian atas irigasi. Ternyata aliran air ke area mereka dialihkan ke area lain. “Kita ribut karena itu. Tapi untung tidak sampai masalah besar. Dinas sempat turun juga dan janjikan mesin pompa air, tapi belum tahu kapan realisasinya,”urai Hengky.
Ia menjelaskan memang di area itu ada sumur bor lengkap dengan rumah pelindung namun air dari sumur bor itu kini tidak keluar. “Kalau pakai mesin pompa air pasti bisa (air keluar). Sekarang ini kami hanya harap aliran air lewat saluran irigasi darurat yang kita buat dari bendungan sana. Kalau musim begini air kurang,”katanya. (Jmb)