27.3 C
Kupang
Rabu, Desember 3, 2025
Space IklanPasang Iklan

Harga Sekarung Pasir – Batu Warna di Kolbano – TTS Rp 6.000, Pengepul Keluhkan Pungli

SoE, TiTo – Hamparan Pasir dan Batu dengan aneka warna dan ukuran di sepanjang pantai selatan Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT) telah menjadi sumber penghasilan bagi warga desa.

Warga memungut dan mengumpulkan pasir dan batu kedalam karung kemudian dijual ke pengusaha yang datang membeli. Aktifitas ini sudah berlangsung puluhan tahun.

Andreas Taneo, pengepul di desa Spaha kecamatan Kolbano, Senin (1/12) menyampaikan hasil pengumpulan batu atau pasir warna dalam karung berukuran 20-an kilogram itu dihargai pengusaha dengan Rp 6.000/karung.

Andreas Taneo (tengah)

Dikatakan dalam sehari setiap pengepul paling sedikit mengumpulkan satu karung. Biasa seminggu sekali jasa mereka diterima saat karung berisi batu atau pasir diangkut oleh pengusaha.

Tak hanya jasa yang dirasa dihargai dengan nilai yang kecil, namun pungutan yang diberlakukan pemerintah desa Spaha atas hasil diperoleh dari jasa pengepul itu menambah penderitaan mereka. “Untuk satu karung pasir dipungut Rp 500/karung kalau batu Rp 1.000/karung,”ungkap Andreas didampingi dua pengepul lainnya.

Praktik yang dirasa sebagai pungutan liar itu dikatakan telah berlangsung sejak 2024. “Kami merasa tidak puas dan tidak nyaman dengan pungutan itu. Awalnya harga pasir Rp6 ribu per karung, tapi setelah dipungut Rp500, kami hanya terima Rp5.500,” ujarnya.

Andreas menambahkan, pungutan tersebut tidak memiliki pola jelas karena kadang dipungut per minggu, kadang pula per hari, tergantung pihak desa yang datang mengambil setoran.

Setahu Mereka tidak ada peraturan desa soal itu karena tak pernah ada sosialisasi sebelumnya dari pemerintah desa. “Kami tidak tahu ini masuk Perdes atau tidak, karena kami tidak pernah diundang. Kalau ada Perdes pasti ada sosialisasi. Ini tiba-tiba saja pungut kami,” katanya.

Baca juga  Pantau Penyaluran Beras Bantuan Pangan Kemensos di Kupang Timur, Usman Husin : "Beras Jangan Dijual"

Kepala Desa Spaha, Li Sabuna yang dihubungi pertelepon, Rabu (3/12) untuk dikonfirmasi tidak merespon panggilan WhatsApp timurtoday.id. (jmb)

Berita Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Tetap Terhubung

Berita terkini