“Untuk semantara belum ada kades/lurah yang masukan laporan kerusakan infrastruktur sehubungan dengan bencana hidrometeorologi,”ungkap Smit Fanggi, Kabid Kedaruratan dan logistik BPBD kabupaten Kupang yang dihubungi media ini terkait data kerusakan akibat banjir yang terjadi di sejumlah kecamatan di kabupaten Kupang beberapa pekan terakhir.
  Smit mengatakan sejauh ini pihaknya hanya mendapatkan informasi kerusakan infrastruktur akibat banjir dari uanggajan warga di media sosial namun laporan resmi dari pemerintah desa/kelurahan belum ada yang masuk ke BPBD Kupang.
  Pengamatan pihaknya di vidio atau gambar yang diunggah warga di medsos, kerusakan infrastruktur yang terjadi merupakan kerusakan dari tahun-tahun lalu seperti jembatan Termanu dan Kapsali di wilayah Amfoang.
“Beberapa titik yang dilaporkan warga lewat medsos adlh titik2 yg alami kerusakan selama bbrp tahun terakhir tp blm mendapat penanganan,Termasuk jembatan kapsali, jembatan tarmanu,”tulis Smit dalam WhatsApp-nya.
  Dijelaskan informasi dari medsos tidak bisa dijadikan dasar penanganan oleh BPBD.
“Untuk laporan dari medsos tdk bisa langsung dujadikan dasar penanganan oleh BPBD, tp perlu ada langkah2 klarifikasi kpd pimpinan wilayah setempat (camat, lurah dan kades) lalu bpbd lakukan monitoring utk mendata dampak kerusakan,”sambungnya.
  Informasi yang dihimpun media ini, di sejumlah wilayah mengalami kebanjiran akibat hujan berintensitas tinggi yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir.
  Dari desa Pariti warga menginformasikan luapan air dari anak sungai Noelbiboko telah menerjang permukiman warga dan merusak tanaman Jagung warga.
  Di kelurahan Tuatuka terjadi longsoran badan jalan ruas Oesao-Oemolo tepatnya di RT 04.
  Unggahan warga di Facebook dan grub WhatsApp, terjangan banjir telah mengancam terputusnya akses transportasi darat Kupang – Amfoang. (Jmb)