Kupang – Hujan mulai mengguyur sejumlah wilayah di kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) dalam memasuki bulan Desember 2024. Meski intensitas hujan belum besar namun sejumlah sungai di wilayah kabupaten Kupang mengalami banjir yang cukup mengganggu aktifitas lalu lintas.
Sungai di kampung Nefopal desa Oelatimo kecamatan Kupang timur juga terjadi banjir saat hujan beberapa hari terakhir. Banjir di sungai Nefopal juga mengganggu aktifitas transportasi antara Kupang dan sejumlah kecamatan di wilayah Fatuleu, Amfoang dan kecamatan Sulamu.
Terputusnya Jembatan Nefopal akibat terjangan banjir awal tahun 2022 lalu memaksa pengguna jalan harus melalui jalur alternatif yang melintasi aliran air sungai.
Belum adanya intervensi pemerintah untuk memperbaiki fisik jembatan Nefopal yang terputus dan memaksa masyarakat pengguna jalan harus melewati arus sungai memantik respon Yermias Pelokila, anggota DPRD kabupaten Kupang asal desa Pariti kecamatan Sulamu.
Kepada lintasntt.com, lewat sambungan telepon Senin (2/12), dewan asal partai Gelora tersebut mengharapkan pemerintah kabupaten Kupang membangun koordinasi serius dengan pemprov NTT untuk segera memperbaiki jembatan tersebut agar bisa digunakan oleh pengguna jalan di jalur utama Kupang-Fatuleu Barat-Amfoang dan Sulamu pada musim penghujan ini.
Yermias menganggap penanganan atau perbaikan darurat atas jembatan Nefopal perlu segera dilakukan untuk menghindari kejadian-kejadian saat banjir pada musim hujan tahun-tahun sebelumnya.
Setahu Yermias sedikit ada tiga kejadian yang nyaris merenggut nyawa warga saat terpaksa melintasi arus banjir di sungai tersebut. “Ada beberapa kejadian yang menimbulkan korban. Ada warga yang terperosok masuk jembatan, ada ibu hamil yang dibawa petugas puskesmas yang susah payah melanggar banjir, ada juga beberapa warga yang terbawa arus banjir. Kita tidak ingin kejadian-kejadian seperti itu terulang yang bisa menimbulkan korban jiwa, sehingga saya berharap ada perhatian pemerintah untuk segera perbaiki jembatan itu. Minimal darurat supaya warga jangan melintasi kali saat banjir,”katanya.
Ia mengatakan dalam sidang pembahasan RAPBD tahun 2025, penanganan persoalan jembatan Nefopal sudah disampaikan dan pemerintah menyampaikan jembatan tersebut berada pada jalur jalan provinsi sehingga penanganannya harus dilakukan pemprov NTT.
“Saya sudah angkat ini dalam sidang dan kita berharap ada upaya koordinasi yang serius antara pemkab dan pemprov agar persoalan jembatan Nefopal ini bisa dilakukan sesegera mungkin,”katanya.(Jmb)