30.3 C
Kupang
Jumat, November 7, 2025
Space IklanPasang Iklan

Masih Optimis, Harap Ada Atensi Presiden

Kupang, TiTo – Kantor bupati Kupang di Oelamasi kelurahan Naibonat kecamatan Kupang timur, Kamis (6/11) siang kembali diramaikan dengan kedatangan ratusan warga korban badai Seroja tahun 2021 dari sejumlah kecamatan.

Kedatangan korban Seroja ini entah sudah berapa kali namun yang pasti tuntutan mereka masih sama dengan kehadiran-kehadiran sebelumnya menagih janji pembayaran dana Seroja.

Pemkab Kupang bukan mengabaikan aspirasi mereka. Dalam beberapa kali pertemuan sebelumnya dengan bupati Yosep Lede dan sejumlah petinggi pemerintah sudah dijelaskan kalau proses penyaluran dana Seroja sudah berakhir pada 31 Oktober 2024. Dengan tidak diperpanjangnya masa Rencana Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana (R3P) praktis pencairan dana bagi korban Seroja yang belum terbayar tak lagi bisa dilakukan pemerintah.

Bupati Yosep Lede dalam beberapa kali pertemuan menyampaikan kepada warga bahwa yang bisa dicairkan apabila ada warga atau korban Seroja yang sudah memperoleh rekomendasi pencairan sebelum 31 Oktober 2024 namun belum sempat mencairkan ke BRI maka layak untuk mencairkan haknya itu.

Apa yang disampaikan bupati entah dimengerti atau tidak oleh para korban dalam beberapa pertemuan sebelumnya. Yang pasti realita saat ini para korban Seroja masih tetap menuntut pemkab Kupang untuk membayar dana itu kepada mereka.

Sekda Kupang, Teldy Sanam juga sudah secara terbuka sampaikan kepada para korban saat audien di aula kantor bupati beberapa waktu lalu, bahwa uang bencana tersebut sudah tak mungkin lagi bisa dibayarkan.

Meski demikian para korban masih optimis, hak mereka akan diterima karena itu mereka masih terus berjuang.

“Hari ini Kami datang lagi untuk menagih janji pak bupati mau bayar hak kami. Kami masih yakin hak kami bisa dibayar,”kata Marini Ndun, salah satu korban Seroja dari desa Tuakau, Fatuleu Barat usai mengisi buku tamu untuk bertemu bupati, Kamis (6/11)

Baca juga  Banmus DPRD Kupang Setuju Bahas Ranperda RPJMD 2025-2029

Kepada timurtoday.id. Marini mengaku datang bersama 35 korban lainnya dari desa Tuakau.

Marini mengatakan mereka akan terus berjuang untuk mendapatkan hak mereka itu meski ada kabar kalau pemkab Kupang tak bisa lagi melakukan pembayaran dana itu karena berbagai alasan. “Daerah mungkin tidak bisa lagi tapi masih ada pemerintah pusat, informasi soal masalah ini saya yakin sudah sampai ke pak presiden. Saya harap ada perhatian pak presiden kepada kami,”ujar Marini.

Ia mengatakan sangat mungkin hak mereka terbayar jika ada kebijakan khusus dari presiden terhadap kondisi yang mereka alami.

Pantauan timurtoday.id, sejak pukul 11.00 WITA para korban Seroja sudah mulai memadati area depan pintu utama lantai satu kantor bupati.

Beberapa diantara mereka berhasil masuk dan duduk-duduk dilantai lobi lantai satu kantor bupati sambil bercengkerama.

Hingga pukul 15.00 WITA saat timurtoday.id meninggal area itu, ada mereka masih tetap berada ditempat itu, menunggu bupati Yosep Lede yang tak kunjung datang menyapa.(Jmb)

Berita Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Tetap Terhubung

Berita terkini