Kupang, TiTo – Bencana Banjir bandang dan longsor yang melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat akhir November hingga awal Desember 2025 yang merenggut banyak korban jiwa dan kerugian materil lainnya menggugah nurani Adrianus Ndu Ufi, mantan anggota DPRD Kabupaten Kupang dan DPRD NTT yang kini melakoni profesi jurnalis.
Adrianus menyampaikan seruan tertulis kepada presiden sebagai pemimpin bangsa untuk mengambil tindakan tegas terhadap sejumlah praktik atau aktifitas merusak alam yang ditengarai sebagai penyebab bencana banjir.
“Selain faktor cuaca ekstrem, Tirto mengutip analisis BMKG dan Walhi yang menegaskan bahwa deforestasi, alih fungsi lahan, dan aktivitas tambang ilegal memperparah dampak bencana. Wikipedia mencatat kerugian ekonomi mencapai Rp 68,6 triliun dengan lebih dari 1 juta jiwa kehilangan tempat tinggal,”ungkap Adrianus diawal seruan tertulisnya kepada presiden, yang diterima timurtoday.id, Kamis (4/12).
Berikut adalah surat terbuka Adrianus Ndu Ufi warga Desa Mata Air, Kupang Tengah untuk presiden, menteri, gubernur, bupati/walikota se-Indonesia
“Tentang Bumi yang Terluka dan Tangan-Tangan yang Menyamar”
Banjir yang melanda tiga provinsi di Sumatera bukanlah sekadar bencana alam. Ini adalah jeritan bumi yang tak lagi mampu menahan luka.”
– “Jangan biarkan warisan kekuasaan menjadi warisan kehancuran. Jadilah pemimpin yang berani memutus rantai kerusakan.”
– “Kami tidak menolak pembangunan. Tapi kami menolak pembangunan yang dibayar dengan nyawa hutan, sungai, dan udara bersih.”
Seruan untuk Pemimpin Bangsa
Melalui surat terbuka ini, Adrianus Ndu Ufi bersama masyarakat yang peduli lingkungan menyerukan:
– Presiden RI Prabowo Subianto agar menindak tegas pelaku penebangan dan penambangan ilegal.
– Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup serta Menteri Pertambangan agar memperkuat regulasi lingkungan dan menghentikan manipulasi izin demi keuntungan sesaat.
– 38 Gubernur serta seluruh Bupati dan Wali Kota di Indonesia agar memprioritaskan keselamatan rakyat dan kelestarian alam dalam setiap kebijakan pembangunan.
Penutup
Banjir di Aceh, Sumut, dan Sumbar adalah peringatan keras dari alam. Surat Adrianus Ndu Ufi memperkuat suara rakyat yang menuntut keberanian pemimpin untuk berpihak pada kehidupan.
“Bukan janji, bukan retorika, tapi tindakan nyata”.(Jmb)
