Kupang, TiTo – Beberapa bulan lalu, sekitar April 2025 ada pertemuan di kantor bupati Kupang antara pemerintah kabupaten (pemkab) Kupang, camat dan sejumlah kepala desa (kades) dengan provider layanan internet Starlink.
Dalam pertemuan berkemasan rapat koordinasi (rakor) itu pihak provider Starlink menyampaikan tawaran penggunaan produk mereka kepada pemerintah desa untuk memenuhi kebutuhan internet di desa. Bupati Kupang Yosep Lede hadir dalam rakor tersebut
Layanan internet satelit berkecepatan tinggi dan latensi rendah menjadi jualan provider dalam ‘menggoda’ para kades untuk menggunakan produk Starlink, produk layanan internet yang dikembangkan oleh SpaceX, perusahaan milik Elon Musk itu.
Namun tawaran itu tak belum terima oleh semua desa dengan sejumlah alasan. Ada juga desa yang sudah terpasang Starlink di tahun ini.
Desa Oesao adalah salah satu dari sekian desa di kabupaten Kupang yang masih enggan menggunakan Starlink. Bukan soal ongkos yang kabarnya mencapai belasan bahkan puluhan juta namun karena desa itu telah lebih dulu menggunakan indi-home.
“Dalam rakor memang ada tawaran untuk pasang starlink tapi kami tidak karena kami sudah pakai indi-home,” kata Kades Oesao, Ardi Polin yang dihubungi pertelepon, Sabtu (13/12).
Salah seorang warga desa Poto kecamatan Fatuleu Barat mengatakan di desanya sudah terpasang jaringan internet Starlink. Informasi yang dia peroleh pemdes Poto mengalokasikan anggaran sekitar Rp 24 juta untuk pemasangan jaringan internet Starlink.
Kepala desa Poto Melki Petan yang dihubungi pertelepon untuk dikonfirmasi tidak merespon panggilan telepon media ini.
Kabar yang diperoleh timurtoday.id, anggaran desa untuk pemasangan jaringan internet Starlink tidak sama. Ada yang belasan juga dan ada yang mencapai puluhan juta. (Jmb)
