29.3 C
Kupang
Sabtu, November 1, 2025
Space IklanPasang Iklan

Ceritera Mama Tenni, Setelah Lima Bulan Jadi Relawan Dapur MBG di Babau

Kupang, TiTo – Minggu pertama atau tepatnya tanggal 10 Juni 2025 lalu resmi beroperasi Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau Dapur program Makan Bergizi Gratis (MBG) di kelurahan Babau kecamatan Kupang timur kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Untuk operasional layanan, pihak yayasan Cahaya Timur Kasih, yang menaungi SPPG Babau merekrut sekitar 47 orang relawan yang berdomisili di kelurahan Babau dan sejumlah desa / kelurahan sekitar.

Relawan yang direkrut kata Piterson Lay, mitra BGN dari Yayasan Cahaya Timur Kasih, umumnya adalah ibu-ibunya rumah tangga dan muda-mudi di wilayah itu yang belum memiliki pekerjaan tetap.

“Relawan yang kami rekrut itu ibu-ibu rumah tangga, pemuda-pemuda yang rata-rata yang belum punya pekerjaan dan penghasilannya rendah,”kata Piterson Lay.

Salah satu diantara 40-an relawan yang direkrut ada mama Tenni Leba, ibu rumah tangga dari kelurahan Babau.

Sebelum menjadi relawan dapur MBG, aktifitas keseharian mama Tenni adalah menjalankan tugas dan tanggungjawabnya sebagai ibu rumah tangga.

Ditemui di dapur MBG Babau 01 awal pekan ini, mama Tenni tak keberatan diwawancarai soal aktifitas barunya sebagai seorang relawan dapur MBG sejak Juni 2025 lalu.

Mama Tenni merasa bangga karena ia bisa menjadi bagian dari upaya presiden Prabowo Subianto mencerdaskan generasi bangsa lewat pemenuhan gizi di sekolah melalui program MBG.

Di dapur MBG Babau 01, mama Tenni menempati posisi kerja di devisi pemorsian. Devisi yang bertugas menyiapkan porsi makanan. Waktu kerja devisi ini dimalam hari.

Sudah sekitar lima bulan mama Tenni menjalankan perannya mensukseskan program presiden melalui penyiapan paket MBG di dapur Babau 01.

Mama Tenny tak punya keluhan soal aktifitas barunya itu karena sejauh ini ia bisa membagi waktu antara tugasnya sebagai ibu rumah tangga dan menyiapkan porsi makanan bagi sekitar 3.000-an siswa di sekolah, ibu hamil, ibu menyusui dan balita di sejumlah posyandu yang dilayani dapur MBG Babau 01.

Baca juga  Teldy Sanam Dan Impian Sepakbola 'Baru' Kabupaten Kupang

Mama Tenni justeru merasa ada perubahan positif yang dirasakan dalam ekonomi keluarga. “Ekonomi dalam rumah tangga saya jadi tercukupi karena saya bisa membantu suami dalam memenuhi kebutuhan keluarga,”ungkap mama Tenni.

Piterson Lay

Piterson Lay mengatakan pihaknya melakukan pengamatan terhadap perubahan-perubahan pada pribadi masing-masing relawan.

Tiap pekan dilakukan rapat evaluasi kinerja dan didalam evaluasi itu pihaknya juga menanyakan kepada relawan soal dampak atau efek yang dirasakan para relawan setelah bekerja sebagai relawan dapur.

“Memasuki bulan kelima ini saya lihat ada perubahan di 47 relawan ini, perubahan signifikan yang saya lihat itu penampilan mulai berubah, mukanya mulai cerah. Ada yang sebelumnya belum ada kendaraan, handphone sekarang sudah ada. Ini saya tahu karena saya tanya dalam evaluasi tiap Minggu soal dampak ekonomi yang dirasakan setelah jadi relawan,”katanya.

Piterson menambahkan upah bagi relawan untuk tiap devisi berbeda. Upah terendah Rp 100.000 perhari dan tertinggi Rp 120.000 perhari.

“Rata-rata pendapatan relawan itu Rp 2,6 juta perbulan, kalau untuk tukang masak Rp 3,2 sampai Rp 3,4 juta perbulan,”ungkap Piterson Lay. (Jmb)

Berita Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Tetap Terhubung

Berita terkini