KabarDKI.com menulis YNS diduga menjadi otak penipuan proyek sistem data alutsista tahun 2023 yang menjerat seorang pengusaha bernama Arbian hingga merugi sedikitnya Rp7 miliar.
Tulis kabarDKI.com, janji YNS membawa nama besar pejabat strategis membuat korban Arbian yakin bahwa proyek itu nyata. Namun, proyek yang dijanjikan tidak pernah muncul hingga saat ini.
Kuasa hukum Arbian dari Master Trust Law Firm, Sakti Manurung, menegaskan bahwa pihaknya tidak akan berhenti mengejar kebenaran. Somasi sudah dilayangkan kepada pihak YNS.
Arbian selaku korban pun bersiap menempuh jalur hukum untuk menuntut keadilan.
Klarifikasi
Kabar yang terhembus itu juga sudah diketahui YNS. Ia menganggap kabar yang beredar adalah fitnah dan ia akan menempuh jalur hukum.
Di media
korantimor.com, YNS menyampaikan dirinya tidak terlibat dalam dugaan penipuan proyek fiktif senilai Rp7 miliar dengan modus mengatasnamakan Kementerian Pertahanan (Kemenhan).
Tudingan tersebut ditemukan Yusinta Nenobahan dalam tulisan di kompasiana. Ia menganggap Kompasiana bukan media berita resmi seperti
kompas.com atau
matatimor.com melainkan sebuah platform blog/jurnalisme warga yang dimiliki oleh grup Kompas. Tulisan di kompasiana dianggap bukan produk jurnalistik dan tidak menggunakan kaidah kaidah jurnalistik.
Dengan demikian kata Yusinta Nenobahan, isi tulisan tersebut adalah narasi sesat yang dikembangkan pihak-pihak tertentu untuk membunuh karakter.
Dalam pernyataannya, Yusinta menegaskan bahwa kabar yang beredar tersebut tidak benar dan merupakan fitnah yang merugikan nama baiknya. Ia menilai tuduhan itu sengaja digulirkan untuk menjatuhkan dirinya di ruang publik.
“Saya tidak pernah melakukan penipuan, apalagi dengan mencatut nama Kemenhan. Tuduhan itu bohong dan mencemarkan nama baik saya maupun keluarga saya,” tegas Yusinta, Jumat (2/10/2025).
Yusinta juga menekankan bahwa Kemenhan adalah institusi resmi negara yang dipimpin oleh seorang purnawirawan TNI dan diisi oleh prajurit aktif yang bekerja dengan tulus untuk bangsa. Karena itu, menurutnya, mustahil ia berani menggunakan nama Kemenhan untuk kepentingan pribadi.
Lebih lanjut, Yusinta merasa ada pihak-pihak tertentu yang bekerja dalam diam untuk melakukan degradasi terhadap dirinya. Saat ini ia tengah berada di Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk menjalankan sejumlah kegiatan kemanusiaan, namun justru dituding secara sepihak.
“Mungkin bagi yang menuding, tujuan mereka adalah mendiskreditkan saya untuk maksud politik tertentu. Saya mengingatkan agar pihak-pihak yang ingin membuat kekisruhan berhenti membangun narasi menyesatkan,” ujarnya.
Ia menegaskan, kehadirannya di NTT bukan dalam rangka investasi politik masa depan, melainkan panggilan hati untuk berbuat bagi kampung halaman.
“Kegiatan kemanusiaan yang saya lakukan di NTT jangan dipandang sebagai agenda politik. Saya datang karena terpanggil. Ini tanah kelahiran saya, dan di sinilah saya ingin bermanfaat bagi sesama,” kata Yusinta.
Merasa dirugikan, Yusinta berencana menempuh jalur hukum terhadap pihak-pihak yang menuduh dan menyebarkan kabar bohong tersebut. Ia berharap masyarakat tidak mudah percaya pada informasi yang tidak jelas sumber dan kebenarannya.
“Saya akan menempuh langkah hukum untuk membela nama baik saya. Saya mengimbau publik agar lebih berhati-hati dan selalu melakukan verifikasi atas setiap informasi,” pungkasnya.(Jmb)