25.3 C
Kupang
Sabtu, November 15, 2025
Space IklanPasang Iklan

Waspada Ancaman Kekeringan di Kabupaten Kupang, FPRB : “Semau Paling Kering”

Kupang, TiTo – Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) merilis wilayah Kabupaten Kupang kini memasuki puncak musim kemarau.

Sejumlah persoalan berpotensi terjadi akibat kurangnya ketersediaan air di musim kemarau. Terganggunya kebutuhan air dalam kehidupan keseharian Rumah tangga, Kekeringan lahan pertanian, kebakaran hutan dan lahan adalah sejumlah dampak kekeringan yang perlu diwaspadai oleh pemerintah maupun masyarakat.

“Kita (kabupaten Kupang) kini memasuki puncak Musim Kemarau. Kekeringan menjadi Ancaman utama yg berpengaruh pada ketersediaan air baik untuk Minum Cuci kakus (MCK) dan juga berpengaruh terhadap Bidang Pertanian dan bahaya lainnya,”ungkap Elvrid Saneh, ketua FPRB kabupaten Kupang, Jumat (19/9).

Pihaknya menyoroti persoalan kekeringan lahan pertanian di Musim Tanam II dalam rangka menjaga ketahanan pangan warga.

Petani diharapkan lebih bijak dalam penggunaan air dalam pengelolaan lahan yang ditanami.

“Sekarang memasuki musim Tanam kedua sehingga diharapkan para petani lebih bijak dalam penggunaan air dan juga bagaimana memilih Varietas tanaman pertanian yang tahan kekeringan,”katanya.

Pemanfaatan lahan pekarangan dengan mengoptimalkan penggunaan air sisa pakai menjadi saran solusi dari FPRB untuk menjaga ketahanan pangan rumah tangga ditengah kurangnya ketersediaan air. “Optimalkan limbah rumah tangga untuk pertanian disekitar pekarangan rumah dan tanam varietas tanaman umur pendek,”ungkapnya.

Pemerintah diharapkan peka melihat kondisi masyarakat akibat kekeringan dengan menyiapkan upaya kontijensi, seperti penyaluran bantuan air bersih ke desa-desa yang terdampak kekeringan juga menyiapkan pompa air bagi petani yang sementara mengolah lahan pertanian di Musim tanam kedua ini.

Data FPRB kabupaten Kupang berdasarkan hasil monitoring, laporan warga dan data BMKG untuk 24 wilayah kecamatan di kabupaten Kupang, kecamatan yang tingkat kekeringannya paling tinggi adalah kecamatan di wilayah pulau Semau, yakni Semau dan Semau Selatan. “Kecamatan yang piling kering adalah Semau dan semau selatan,”ungkapnya.

Baca juga  ASN Kota Kupang Diingatkan Soal Pentingnya Komitmen dan Konsistensi

Selain kekeringan menurut FPRB, ancaman lainnya adalah kebakaran hutan dan lahan. Ini berkaitan dengan kebiasaan ladang berpindah dari warga. “Hal ini cukup tinggi karena dipicu oleh kebiasan ladang berpindah oleh para petani. Kecamatan dengan ancaman kebakaran hutan dan lahan adalah Fatuleu dan fatuleu barat,”katanya.

Elvrid menyampaikan BMKG telah menginformasikan bahwa awal musim hujan akan datang lebih cepat. Diawal Oktober kabupaten kupang diperkirakan sudah masuk dalam awal musim hujan. Karena itu mitigasi bencana perlu ditingkatkan di Kabupaten Kupang

“pemerintah diharapkan mengaktifkan sistem peringatan dini dengan berkoordinasi dengan BMKG agar pendistribusian informasi cuaca lebih cepat sampai di tingkat desa bahkan RT/RW.(Jmb)

Berita Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Tetap Terhubung

Berita terkini