Kupang,TiTo – Warga kecamatan Amfoang Barat daya kabupaten Kupang,Nusa Tenggara Timur (NTT) mulai merasakan dampak ekonomi akibat ambruknya jembatan Termanu di jalur utama Kupang-Amfoang, Sabtu pekan kemarin.
Warga Manubelon dan aparat pemerintah kecamatan Amfoang Barat Daya, Jumat (7/2) menginformasikan sejumlah bahan kebutuhan pokok dan Bahan Bakar Minyak (BBM) mulai sulit didapatkan warga di kios atau warung kecil di wilayah itu.
Sembilan bahan pokok (Sembako) dan BBM hanya tersedia di toko besar dan kios tertentu namun harganya tak lagi seperti sebelumnya saat akses transportasi darat masih lancar.
“Pengamatan kami dari kecamatan harga sembako semua naik beras kemasan 5 kg yang sebelumnya 75 ribu/karung sekarang sudah dijual dengan 90 ribu sampe 110 ribu perkarung. bahkan kios kios kecil stoknya sudah tidak ada lagi. Warga hanya harap di 1 toko besar disini tapi itupun stok sembakonya sudah tinggal sesikit,”ungkap sekcam Amfoang Barat daya, Yandreas Fafo.
Ena Kones, warga Manubelon menyampaikan harga eceran BBM jenis pertalite yang sebelumnya dijual dengan harga Rp 15.000/liter kini naik menjadi Rp 20.000 perliter bahkan ada tempat penjualan tertentu yang pada jam-jam tertentu menjual dengan harga Rp 25.000/liter.
Kondisi naikmya harga sejumlah bahan kebutuhan pokok tersebut sudah terjadi dalam beberapa hari terakhir pasca putusnya jembatan Termanu.
Sekcam Yandreas Fafo mengharapkan ada intervensi pemerintah ditingkat atas terkait persoalan tersebut. “Pasar murah atau apa begitu, intinya kesulitan disini bisa teratasi dulu,”katanya.
Setahu Yandreas Fafo, jalur alternatif lewat wilayah Amfoang tengah yang lagi diupayakan pemkab Kupang untuk membuka akses ke wilayah Amfoang Barat daya belum bisa dilalui hingga akhir pekan ini.
Beberapa hari sebelumnya kata Fafo, sejumlah anggota DPRD kabupaten Kupang meninjau jembatan Termanu yang roboh dan persoalan ekonomi dan akses transportasi akibat terputusnya jembatan tersebut sudah disampaikan kepada para anggota dewan. (Jmb)