Kupang, TiTo – Aksi penyegelan Kantor kepala desa Oebola kecamatan Fatuleu, kabupaten Kupang, oleh sejumlah warga setempat, Senin (27/1) dilatari kekecewaan warga terhadap sikap BPD yang tak kunjung menyelesaikan pengaduan warga tentang perilaku kepala desa (kades) Melkianus Tanone, yang disampaikan secara tertulis maupun lisan.
Selain persoalan dugaan asusila yang prosesnya berujung damai di Polisi beberapa pekan lalu, kini terkuak persoalan lain yang merundung kades Melianus.
Jefri Humau, Nelson Rasi dan Martinus Tiran, warga Oebola kepada timirtoday.id, Selasa (28/1) mengungkapkan persoalan pengelolaan sejumlah program dana desa dan dana BumDes juga sudah diadukan ke BPD setempat secara tertulis tanggal (19/1/2025) lalu, namun sejumlah poin pengaduan dalam surat tersebut belum jelas penyelesaiannya.
Disampaikan BPD terkesan pasif menyikapi pengaduan mereka padahal kata Jefri Humau sejumlah persoalan yang diadukan tersebut cukup menjadi perhatian warga setempat.
“Di surat kami itu kami juga minta kadesnya diganti karena memang kami cukup resah dibuatnya,”kata Jefri kepada timurtoday.id di Oebola.
Ia mengharapkan ada perhatian dan penyelesaian terhadap persoalan yang diungkap tersebut oleh pemerintah dan DPRD Kupang.
Kata Jefry, warga sudah mengagendakan pada Kamis pekan ini akan membawa persoalan tersebut ke pemkab dan DPRD Kupang.
Kades Melkianus Tanone dan ketua BPD Eryon Mella yang dihubungi pertelepon, Selasa (28/1) untuk meminta konfirmasi tidak merespon.
Sementara Kapolsek Fatuleu, David Fanggidae yang dikonfirmasi pertelepon membenarkan kalau sebelumnya ada pengaduan warga Oebola ke Polisi terkait dugaan pelecehan sex. Pengaduan tersebut disampaikan ke Polres Kupang dan setahu Kapolsek David Fanggidae, persoalan tersebut sudah selesai karena ada kesepakatan damai yang dibuat oleh kedua belah pihak. (Asb/jmb)