Kupang, TiTo – Pihak
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (PK) kabupaten Kupang, NTT, sudah merespon keluhan sejumlah orang tua siswa soal manajemen pembelajaran di SDN Tuapukan desa Ekateta kecamatan Fatuleu yang dirasa merugikan siswa sekolah tersebut.
Teguran lisan dari dinas PK untuk kepala sekolah (kasek) Wesly Selai dianggap ringan jika melihat kepemimpinan Wesly Selai di sekolah tersebut. “Ini sanksi ringan sekali, kami mau dia diganti saja,”kata salah satu seorang tua siswakepada timurtoday.id Selasa (21/1) yang meminta tanggapannya terhadap sanksi teguran lisan dinas PK untuk kasek Wesly.
Kepala dinas pendidikan kabupaten Kupang, Eliaser Teuf sebelumnya menyampaikan setelah mengecek langsung ke pihak sekolah soal pengaduan warga tersebut pihaknya telah mengambil kebijakan dengan memberikan teguran lisan kepada kasek Wesly dan sejumlah guru di sekolah tersebut.
“Dinas telah mengecek secara langsung, dan sudah ada penegakan disiplin untuk guru dan kasek dan Sesuai ketentuan, kita masih pada tahapan Teguran Lisan jika berulang lagi maka kita keluarkan Teguran Tertulis,”kata kadis Eliaser Teuf yang menambahkan dalam waktu dekat pihaknya akan bertemu dengan para orang tua siswa.
“saya carikan waktu untuk bertemu dengan mereka paling lambat minggu depan,”sambungnya.
Sebelumnya diberitakan sejumlah orang tua siswa SD Negeri Tuapukan, desa Ekateta, kecamatan Fatuleu kabupaten Kupang mengeluhkan kegiatan belajar mengajar di sekolah tersebut yang dirasa telah merugikan para siswa. Yang mana waktu belajar siswa di sekolah tidak normal karena guru sering tidak lengkap masuk sekolah untuk mengajar dan kadang masuk sekolah diatas jam 09.00 WITA. Tak jarang Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) tidak dilaksanakan dan siswa pulang karena ketiadaan guru di sekolah saat jam KBM.
Persoalan-persoalan tersebut menjadi alasan bagi mereka untuk meminta dinas Pendidikan mengevaluasi kinerja kepala sekolah (kasek) karena dianggap tak mampu memenej para pengajar dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya di sekolah tersebut.
“Bila perlu diganti saja (kepsek) karena tak mampu atur ini sekolah, anak-anak jadi korban,”kata Oktovianus Tobe dan beberapa orang tua lainnya saat bertemu
timurtoday.id Sabtu (18/1) di Ekateta.
“tidak ada manejemen dalam kegiatan belajar mengajar yang baik. waktu belajar yang diterapkan di sekolah tidak sesuai yang seharusnya, yang kami tahu seharusnya jam masuk jam 7.15 itu sudah mulai justru jam masuk SD tersebut Jam 9 WITA, karena pada jam tersebut barulah aktivitas belajar mengajar dilakukan,”sambungnya.(asb)