Kupang, TiTo – Yayasan Centrum Inisiatif Rakyat Mandiri (Cirma) Indonesia bakal memberdayakan 6 ribu petani yang tergabung dalam 300 kelompok tani (Poktan) dari sejumlah kabupaten/kota di Nusa Tenggara Timur (NTT), wilayah barat Pulau Timor.
Hal ini disampaikan Direktur Cirma Indonesia, John Mangu Ladjar dalam workshop peningkatan kapasitas staf dalam rangka menyambut program strategis tersebut di hotel T-More Kupang pada Rabu (22/1)
“Program ini sebenarnya sebuah program yang melalui sebuah perjalanan yang cukup panjang. Cirma berada ditengah sebagai jembatan untuk melakukan advokasi kebijakan pemerintah provinsi maupun kabupaten,” ucapnya.
John menyampaikan, pihak ingin berdayakan petani di Timor- Barat untuk memajukan keadilan dan ketahanan komunitas.
“Kita ingin memberdayakan Timor-Barat untuk memajukan keadilan iklim dan ketahanan komunitas dari 6 ribu petani kecil di pedesaan,” ujarnya.
Disebutkan John bahwa pihaknya juga bakal mendorong pemerintah kabupaten/kota agar adanya kebijakan yang memperkuat keadilan bagi petani kecil.
“Kita akan mendorong agar adanya kebijakan- kebijakan yang memperkuat keadilan petani di komunitas petani kecil di Timor barat. kita memperkuat petani melalui berbagai inovasi dan inisiatif,” sebutnya.
Karena menurut John, petani kecil yang paling terdampak akan perubahan iklim padahal kontribusi untuk merusak sangat kecil.
“Petani kecil dipilih karena petani kecil merupakan satu kelompok atau komunitas di dunia, bukan hanya di NTT yang paling terdampak akan perubahan iklim, sementara kontribusi mereka untuk merusak iklim sangat kecil,” pungkasnya.
Diketahui, Timor-Barat yang dimaksudkan Cirma adalah bagian dari Provinsi Nusa Tenggara Timur di Indonesia, berbatasan langsung dengan Timor Leste. Hampir 90% wilayahnya merupakan sabana dan lahan kering, sehingga pertanian lahan kering seperti jagung, umbi-umbian, dan kacang-kacangan menjadi andalan.
Wilayah ini merupakan rumah bagi 2,01 juta penduduk yang tersebar di enam kabupaten, di mana 85,5% populasinya adalah petani kecil.
Wilayah ini tergolong termiskin di provinsi ketiga termiskin di Indonesia, menghadapi kemiskinan ekstrem, akses terbatas terhadap air bersih, dan sanitasi yang tidak memadai.
Petani kecil di wilayah ini sangat rentan terhadap variabilitas iklim, seperti hujan yang tidak menentu dan kekeringan berkepanjangan, yang mengancam ketahanan pangan dan stabilitas ekonomi.
Adapun program strategis yang dipersiapkan Cirma untuk memberdayakan 6 ribu petani kecil dengan anggota 300 kelompok tani sebagai berikut :
1. Koperasi Petani
2. Kemitraan dengan pemerintah
3. Jaringan LSM dan Masyarakat sipil
4. Keterlibatan sektor swasta
5. Platform digital
6. Platform komunitas
7. Penguatan kelompok tani
Program strategis Cirma ini akan meliputi 6 kabupaten kota di Nusa Tenggara Timur (NTT) yakni, Kota Kupang, Kabupaten Kupang, TTS, TTU, Belu dan Malaka.(Oca)