23.4 C
Kupang
Senin, Juli 7, 2025
Space IklanPasang Iklan

Karyawati Perusahaan Permodalan di Kupang Tewas Terseret Arus Kali Sepulang Menagih

Kupang, TiTo – Nahas dialami Melany Amelia Nenobesi (23), warga kelurahan Kolhua, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT)

Karyawati PT Permodalan Nasional Madani (PNM) Takari kabupaten Kupang itu tewas terseret arus kali Hueknutu sepulang menagih uang perusahaan di nasabah Godlief Babnesi (48) yang beralamat di Dusun Upbatan desa Hueknutu kecamatan Takari pada Rabu (7/5) malam.

Informasi dari pihak kepolisian setempat, Melany terseret arus banjir bersama Godlief Babnesi yang membantunya menyeberangi banjir kali tersebut. Godlief Babnesi juga tewas terseret arus air.

“Kejadiannya tadi malam sekitar pukul 19.00 Wita. Keduanya ditemukan dalam kondisi tak bernyawa” ujar Kapolres Kupang AKBP Rudy Junus Jacob Ledo, S.I.K., S.H melalui Kapolsek Takari Ipda Fardan Adi Nugroho, S.Tr.K yang dilansir dari Koranmedia.com, Kamis 8 Mei 2025.

Ipda Fardan mengungkapkan, kedua korban ditemukan warga di lokasi berbeda yang masih dalam alur sungai yang sama.

Peristiwa nahas ini bermula ketika Melany datang ke rumah Godlief sekitar pukul 17.00 Wita untuk melakukan penagihan hutang kredit. Usai menagih, Melany berencana kembali ke kantor meskipun telah diperingatkan oleh istri Godlief agar menunda perjalanan karena hujan deras dan sungai yang sedang meluap.

Godlief bersama tiga warga lainnya — Jitro Babnesi (16), Sosten Bani (18), dan Nitanel Lete (17) — kemudian membantu Melany menyeberangi sungai. Ketiga saksi menyeberang terlebih dahulu dan berhasil mencapai seberang. Namun saat Godlief dan Melany menyusul, keduanya terseret arus deras sebelum sempat mencapai daratan.

Warga yang mendapat laporan dari para saksi segera melapor ke pihak Polsek Takari. Anggota jaga yang tiba di lokasi berkoordinasi dengan petugas medis Puskesmas Huebunif untuk upaya pencarian dan pertolongan.

Baca juga  Aksi BEM Nusantara di Jakarta, Sejumlah Kasus Korupsi di NTT Masuk Agenda, Ada Kasus Garam dan GOR Kupang

Sekitar pukul 21.30 Wita, jasad Godlief ditemukan di dalam sungai Dusun Upbatan, sekitar 1 kilometer dari lokasi korban hanyut. Pemeriksaan medis menunjukkan tidak ada tanda-tanda kekerasan, dan keluarga menyatakan menerima kejadian tersebut sebagai musibah dengan menolak otopsi.

Pencarian terhadap Melany dilanjutkan hingga keesokan harinya. Sekitar pukul 05.00 WITA, korban ditemukan dalam kondisi meninggal dunia di aliran sungai Dusun Tuapisa, sekitar 10 kilometer dari titik awal hanyut.

Pemeriksaan medis di Puskesmas Takari juga tidak menemukan unsur kekerasan. Keluarga korban menerima kematian Melany sebagai musibah dan menolak dilakukan otopsi. Jenazah kemudian dibawa ke Kota Kupang untuk dimakamkan.

Menurut polisi, sungai yang menelan korban jiwa tersebut memiliki lebar sekitar 30 meter dengan ketinggian air saat kejadian antara 1 hingga 1,5 meter. Jarak dari rumah Godlief ke sungai diperkirakan sejauh 500 meter.

“Kejadian ini menjadi pengingat bagi masyarakat untuk lebih waspada dan menghindari aktivitas di sekitar sungai saat cuaca ekstrem dan banjir.” ujarnya. (Jmb/koranmedia.com)

Berita Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Tetap Terhubung

Berita terkini