Kupang, TiTo – Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi salah satu wilayah yang ditargetkan mencapai swasembada pangan secepatnya sesuai konsep Asta cita presiden Prabowo Subianto.
Menteri Pertanian (Mentan), Amran Sulaiman dalam lawatannya Jumat (24/1) di kabupaten Kupang menyampaikan tingkat kebutuhan beras di NTT mencapai 1,3 juta ton/tahun.
Pihaknya menargetkan paling lambat pada tahun ke-3 kepemimpinan Probowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka jumlah produksi beras di NTT mencapai 2 juta ton/tahun. Dengan demikian terjadi surplus sekitar 700 ribu ton dari tingkat kebutuhan beras di NTT.
Dengan luas lahan pertanian mencapai 300 ribu hektare, Hitungan Mentan Amran jika hanya 200 ribu hektare saja yang dikelola dua kali dalam setahun dengan hasil 5 ton perhektare maka produksi beras akan melebihi kebutuhan beras NTT tersebut
Dengan surplus beras maka kata Mentan, NTT tidak perlu lagi mendatangkan beras dari Jawa atau Sulawesi.
Jika dibandingkan jumlah kebutuhan beras NTT yang disampaikan Mentan Amran dengan jumlah produksi beras NTT sesuai data BPS NTT maka jumlah produksi beras NTT saat ini masih jauh dari kebutuhan.
Dalam datanya yang diperbarui 4 Maret 2024 lalu, BPS NTT mencatat total produksi beras NTT tahun 2023 mencapai 449.145 ton/tahun.
Jumlah tersebut mengalami peningkatan dalam tiga tahun terakhir. Pada tahun 2021 jumlah produksi beras NTT mencapai 428.683 ton kemudian tahun 2022 naik menjadi 442.842 ton dan tahun 2023 sebesar 449.145 ton.
Berikut adalah data hasil produksi beras kabupaten/kota di NTT tahun 2023.
Sumba barat 18.243 ton
Sumba Timur 36.829 ton
Kupang 48.855 ton
TTS 9.242 ton
TTU 23.224 ton
Belu 7.858 ton
Alor 1.147 ton
Lembata 488 ton
Flores Timur 3.515 ton
Sikka 7.296 ton
Ende 14.439 ton
Ngada 33.749 ton
Manggarai 46.611 ton
Rote Ndao 18.021 ton
Manggarai Barat 58.805 ton
Sumba Tengah 13.755 ton
Sumba Barat Daya 29.106 ton
Nagekeo 13.718 ton
Manggarai Timur 43.252 ton
Sabu Raijua 3.892 ton
Malaka 16.162 ton
Kota Kupang 936 ton. (Jmb)