Kupang, TiTo – Mahasiswa asal kabupaten Sabu raijua (Sarai), Nusa Tenggara Timur (NTT) yang tergabung dalam Perhimpunan mahasiswa asal Sabu (Permasa-Kupang) dan Himpunan Mahasiswa Asal Raijua (Himara-Kupang) melayangkan tuntutan kepada Gubernur NTT dan Bupati Sabu Raijua untuk mengambil sikap terhadap persoalan Tarif Angkut Jenazah ke Sabu sebesar Rp 15.000.000 yang diterapkan Kapal Cantika dibawah manajemen PT Pelayaran Dharma Indah.
Mereka mengecam pemberlakuan tarif tersebut karena merasa kebijakan tersebut merupakan suatu bentuk pemerasan terhadap masyarakat Sabu Raijua.
Dalam rilisnya yang diterima timurtoday.id , Minggu (6/4) malam, mahasiswa juga mengungkapkan keprihatinan mereka terhadap kebijakan tersebut. Karena itu menurut mahasiswa Gubernur NTT dan Bupati Sabu Raijua perlu mengambil sikap atas kebijakan PT. Dharma Indah tersebut. Jika tidak direspon mahasiswa Sarai mengancam akan melakukan aksi atas persoalan tersebut.
Berikut adalah enam poin tuntutan yang disampaikan Permasa dan Himara-Kupang terhadap pemprov NTT, Pemkab Sarai dan PT.Dharma Indah :
1. Kami mengecam dan mengutuk keras biaya angkut jenasah yang mencapai harga tiket RP 15,000,000/perjenazah
2.Kami mendesak kepada pemerintah Sabu Raijua dan pemerintah Provinsi NTT untuk memanggil Manajemen PT Pelayaran Dharma Indah untuk bertemu membahas penurunan tarif angkut jenazah. Dan Jika pihak perusahaan tidak menggubris agar segera memboikot dan melakukan pergantian pelayaran lain yang tidak terlalu memeras masyarakat dengan biaya angkut jenasah ke pulau Sabu
3. kami juga meminta harus ada peningkatan kualitas layanan terhadap penumpang. Dulu kapal Fungka Permata dengan harga tiket 200-an ribu masih dapat snack berupa Teh panas dan Roti. Sedangkan kapal Cantika yang harga tiketnya lebih mahal tidak dapat apa-apa.
4. “Kenaikan harga tiket jenasah adalah keputusan yang tidak berpihak pada masyarakat dan harus segera dibatalkan.
5 .kami juga menuntut penjelasan yang jelas dan transparan dari pihak PT darma indah yang menetapkan harga angkut jenazah ke sabu yang tidak manusiawi
6. Kami Menyatakan akan melakukan advokasi lanjutan, termasuk audiensi dan aksi demo, jika kebijakan ini tidak segera dibatalkan.
“Saya sangat kecewa dengan keputusan kenaikan harga tiket jenasah ini. Apakah ini adalah cara untuk memeras masyarakat,” Ama Domi, Pjs Ketua Permasa Kupang.
Sementara itu, Ketua Himara Kupang juga menyoroti harga tiket penumpang kelas executive yang dinilai memberatkan, dari “sebelumnya hanya 200-an sekarang menjadi 319.000/orang. Hal ini sangat memberatkan kami sebagai Mahasiswa dan juga masyarakat Sabu Raijua yang kurang mampu,”katanya.
“Kami akan mengajak semua elemen masyarakat yang merasa di rugikan dari tarif kapal ini menentang kenaikan harga tiket jenasah ini dan juga tiket Penumpang. Kita harus bersatu untuk memperjuangkan hak-hak kita. Kita tidak bisa diam dan membiarkan pihak pengelola Kapal Cantika memeras kita masyarakat Sabu Raijua,”ungkap Ama Wan, Ketua Himara-Kupang. (Jmb)