Kupang, TiTo – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika ( BMKG ) Stasiun Meteorologi El Tari Kupang memperkirakan sebagian wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) mengalami hujan disertai petir dan angin kencang hingga 22 Januari 2025. Kondisi cuaca tersebut sudah terjadi sejak 16 Januari 2025 di wilayah Manggarai Barat, Kota Kupang, Kabupaten Kupang, Rote Ndao, Sabu Raijua, serta beberapa daerah di Flores dan Sumba.
“Beberapa hari terakhir, hujan dengan intensitas sedang hingga sangat lebat terjadi di wilayah- wilayah seperti Manggarai Barat, Kota Kupang, Kabupaten Kupang, Rote Ndao, Sabu Raijua, serta beberapa daerah di Flores dan Sumba. Hujan sangat lebat juga terjadi di Rote Ndao dua hari lalu, ini berpotensi berlangsung hingga 22 Januari,”demikian Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kelas El Tari Kupang, Sti Nenotek, yang diwawancarai wartawan Sabtu (18/1).
Dikatakan Sti Nenotek kondisi cuaca tersebut dipengaruhi oleh adanya bibit siklon tropis 90S dan 91S sebelah selatan NTT, lebih dekat dengan wilayah Australia bagian barat.
“Kedua bibit siklon tersebut mempengaruhi cuaca di NTT, mengakibatkan hujan sedang hingga sangat lebat, angin kencang, dan gelombang tinggi di wilayah selatan NTT, seperti selatan Sumba, selatan Sabu, serta antara Rote Ndao, Pulau Timor, dan selatan Pulau Timor,”jelasnya.
Sti menyampaikan bahwa pihaknya telah mengeluarkan siaran pers pada 16/1/2025 untuk mengingatkan kewaspadaan terkait cuaca ekstrem yang diperkirakan akan terjadi hingga 22/1/2025.
“Keadaan tersebut disebabkan oleh adanya bibit siklon tropis dan fenomena atmosfer yang mempengaruhi cuaca di NTT,” pintanya.
Sti Nenotek menjelaskan, seperti aktifnya Muson Asia dan fenomena La Nina lemah yang terjadi sejak akhir November hingga awal Desember dan diperkirakan akan berlangsung hingga April 2025.
“Fenomena La Nina yang menyebabkan peningkatan curah hujan di wilayah NTT, bertolak belakang dengan fenomena El Nino yang mengurangi curah hujan,” jelasnya.
Selain itu, kata Sti Nenotek, peningkatan suhu laut yang menyebabkan pembentukan dan awan juga turut meningkatkan curah hujan.
“Peningkatan suhu permukaan laut yang menyebabkan pembentukan awan. Dan turut meningkatkan curah hujan, ditambah gangguan gelombang atmosfer seperti gelombang Rossby dan Kelvin yang memperparah kondisi cuaca di NTT,” katanya.
Dengan pengaruh La Nina lemah, sambung Nenotek, peningkatan suhu permukaan laut cuaca ekstrem di NTT akan sampai sepekan depan.
“Dengan pengaruh La Nina lemah, bibit siklon tropis, peningkatan suhu permukaan laut, dan gangguan gelombang atmosfer, cuaca di NTT diperkirakan akan tetap ekstrem dalam sepekan ke depan,” lanjutnya.
Sehingga, Sti Nenotek mengimbau masyarakat untuk mewaspadai potensi hujan sedang hingga lebat yang biasanya diawali dengan munculnya awan Cumulonimbus yang dapat disertai petir.
“Di wilayah selatan NTT, masyarakat dan nelayan perlu waspada terhadap gelombang tinggi yang mencapai 4 meter. Aktivitas di luar ruangan sebaiknya dihindari saat cuaca hujan, dan waspadai potensi hujan angin disertai petir, terutama di area terbuka seperti sawah dan lapangan,”katanya.(Oca)