Kupang, TiTo – Tak sedikit remaja Indonesia bercita-cita mengabdikan diri bagi negara dengan menjadi prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Cita-cita itu juga terpatri dalam diri seorang Ramon Talas, remaja 19 tahun usai menamatkan pendidikan SMA-nya.
Informasi akan adanya pembukaan perekrutan anggota TNI Angkatan Darat (AD) tahun ini membuka semangat perjuangan remaja asal desa Ekateta kecamatan Fatuleu kabupaten Kupang,NTT, itu memulai perjuangannya menggapai cita-citanya menjadi prajurit berseragam loreng itu.
Melatih kemampuan fisik dengan berlari,berenang dan lainnya dilakukan Ramon dengan semangat membara demi memuluskan tekadnya saat seleksi atau penjaringan calon prajurit.
Rabu (2/4) menjadi agenda Ramon untuk mengasah skil (keahlian) berenangnya. Bukan kolam renang mewah di Kota yang ada ongkos sewa-nya, Ramon memilih menggenjot kemaluan renangnya di embung desa yang berjarak sekitar satu kilometer dari rumahnya.
Namun rupanya agenda berenang di hari Rabu siang itu menjadi akhir dari ceritera perjuangan Ramon dalam menggapai cita-cita menjadi seorang Prajurit TNI-AD. Ramon tenggelam, Ramon tewas dalam perjuangannya di embung itu.
“Ceritera keluarga, dia (Ramon) mau ikut test tentara jadi pergi latihan berenang disitu (embung). Keluarga bilang memang dari kecil anak itu ingin jadi tentara,”kata camat Fatuleu, Hendra Moy yang terlibat langsung dalam proses evakuasi Ramon di lokasi kejadian.
Ramon dilaporkan tenggelam di Embung Oefe’u pada Rabu (2/4) siang. Ia ditemukan meninggal dunia oleh tim Basarnas pada pukul 20.15 Wita.
Tim Basarnas yang dipimpin oleh Cosmas Hery Bria tiba di lokasi kejadian pada pukul 18.10 Wita dan segera melakukan pencarian di embung yang memiliki kedalaman sekitar 10 meter tersebut. Setelah hampir dua jam pencarian, korban ditemukan tepat di tengah embung dalam keadaan sudah tidak bernyawa.
Berdasarkan keterangan saksi mata, sekitar pukul 12.00 Wita, korban bersama dua orang temannya, Juandri Valentino Nitbani (14) dan Nifgen Natonis (10), sedang mandi dan berenang di embung. Saat berenang sejauh sekitar 30 meter, korban tiba-tiba mengeluh kelelahan dan kesulitan bernapas. Ia sempat meminta bantuan dengan memegang tangan Juandri, namun karena perbedaan fisik, Juandri meminta korban melepaskannya agar tidak ikut tenggelam.
Korban kemudian terlepas dan menghilang di tengah embung. Juandri sempat berusaha mencarinya, namun tidak berhasil. Ia dan Nifgen segera kembali ke tepi embung untuk meminta pertolongan kepada Marthen Natonis (54), warga setempat yang berada di lokasi. Juandri dan Nifgen kemudian bergegas ke kampung untuk mencari bantuan, sementara Marthen tetap di lokasi kejadian.
Setelah korban ditemukan, tim Basarnas bersama Polsek Fatuleu dan warga mengevakuasi jenazahnya dan membawanya ke rumah duka yang berjarak sekitar 1 km dari lokasi kejadian. Pihak keluarga menerima kejadian ini sebagai musibah dan tidak ingin menempuh jalur hukum terkait kematian korban. (Jmb)