24.3 C
Kupang
Rabu, April 30, 2025
Space IklanPasang Iklan

Stop Babat Hutan Jati Raknamo, Dampaknya Buruk Untuk Kelangsungan Hidup

Kupang, TiTo – Pihak Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesatuan Pengelolaan Hutan (UPTD KPH) wilayah Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) terkesan sudah kewalahan dalam upaya menjaga dan melindungi kawasan hutan lindung Sisimeni Sanam di desa Raknamo kecamatan Amabi Oefeto dari aksi penebangan liar pohon jati oleh oknum-oknum tak bertanggungjawab.

Meski sudah ada beberapa oknum warga maupun oknum TNI-AD yang diproses hukum karena kedapatan menebang dan mengambil kayu dari kawasan hutan tersebut namun proses hukum tersebut tidak menghentikan aksi penebangan yang terus terjadi hingga kini.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) NTT, Ondi Siagian dan kepala UPTD KPH kabupaten Kupang, Servianus Seran Berek yang ditemui terpisah terang-terangan mengatakan kalau aksi penebangan liar pohon jati di kawasan hutan lindung tersebut terus terjadi karena ada Dalang, jaringan kuat, yang membekingi aksi penebangan liar oleh oknum warga sipil tersebut.

“Sulit juga karena mereka ada dalang, jaringan kuat,”kata Ondi Siagiaan.

Servianus Seran Berek yang ditemui Jumat (24/1) bahkan menyebut ada keterlibatan oknum TNI-AD dalam aksi penebangan tersebut. Bahkan kata Berek, Oknum TNI-AD yang bersangkutan sudah diadili dan mendapat hukuman namun tindakan hukum yang dilakukan pihak Kehutanan tersebut tidak melahirkan efek jera, penebangan terus berlangsung hingga kini.

Kamis (23/1) kembali UPTD-KPH Kupang menangkap dua warga sipil yang masuk menebang pohon Jati di kawasan hutan tersebut. Penangkapan tersebut dalam proses pemeriksaan.

Seran Berek mengatakan kini pihaknya sangat berharap penuh terhadap kesadaran warga karena serangkaian tindakan pengamanan dan penangkapan yang dilakukan tidak mempan menghalau aksi perambahan kayu di hutan yang dilindungi tersebut.

“Kita berharap masyarakat sadar karena kita hutan itu gundul, dampaknya ke ketersediaan air di wilayah itu. Dampaknya buruk sekali untuk kelangsungan hidup mereka disitu, air jadi susah, bendungan (Raknamo) bisa penuhi lumpur yang mengalir turun dari kawasan karena tak ada lagi pohon yang melindungi,”jelas Servianus Berek.

Baca juga  Melihat Bank Sampah Nefonaek dan Oesapa Barat

Ia mengatakan dari sejumlah kasus yang ditangani, keterlibatan warga sipil hanya sebagai penebang, namun kayu hasil penebangan diangkut keluar di daerah oleh oknum yang bukan warga sipil. “Yang untung besar itu yang menjual keluar itu kayu, warga disitu hanya dapat untung kecil tapi efek buruknya nanti mereka disitu yang rasa, karena itu kami himbau stop sudah tebang hutan karena dampak buruknya nanti mereka disitu yang dapat,”katanya.

Ia mengatakan reboisasi hutan gundul bukan kewenangan pihak kehutanan namun pihak BPDAS. “Saya belum lihat ada program reboisasi hutan disitu karena itu bukan urusan kami, itu urusan BPDAS,”katanya.

Servianus mengakui kalau ancaman longsor dan kurangnya ketersediaan air menjadi ancaman serius jika kawasan tersebut tidak ditangani segera.

Dikutip dari perhutani.co.id, menebang pohon semena-mena tanpa aturan, atau merubah fungsi hutan dari tanaman keras menjadi tanaman pertanian atau juga hutan dijadikan lahan pemukiman.

hal ini akan menjadi sumber bencana, sumber malapetaka bagi kehidupan. Bukan hanya manusia yang terancam, namun juga ekosistem makhluk hidup lain akan terancam hal tersebut karena Hutan merupakan ekosistem kompleks yang berpengaruh pada hampir setiap spesies yang ada di bumi. akibatnya dampak buruk yang terjadi diantaranya :

Penyebab Banjir Besar

Semakin maraknya penebangan liar akan membuat hutan semakin gundul, hal ini tentu akan menjadi pemicu terjadinya banjir besar dan juga banjir bandang. karena sedikitnya pohon yang terdapat dihutan tidak akan mampu menyerap air hujan. Sehingga saat hujan datang, air akan meluap karena tidak bisa diserap oleh akar pohon.

Penyebab Tanah Longsor

Tumbuhan dan Pohon di Area hutan akan menjadi penguat struktur tanah, jadi saat terjadi hujan deras, air tidak langsung mengenai tanah sebab akar pohon akan menjadi penyerap air hujan. Namun kerusakan hutan dan penggundulan hutan akan menjadi pemicu terjadinya tanah longsor besar. sebab sudah tidak adalagi akar tanaman yang mampu menyerap air hujan.

Baca juga  NOVEL : Perang Penfui, Cinta Yang Padam 

Bencana kekeringan

Bencana kekeringan bisa terjadi karena kerusakan hutan. Saat pohon jumlahnya hanya sedikit, air yang diserap pun hanya sedikit. Sehingga air tanah juga menjadi sedikit. Air tanah yang sedikit bisa menyebabkan alam terkena bencana kekeringan.

Menurunkan Kualitas Oksigen

Hutan merupakan produsen terbesar yang menghasilkan Oksigen (O2), hutan juga membantu menyerap gas rumah kaca yang menjadi penyebab terjadinya pemanasan global. Itulah sebabnya mengapa ada istilah yang mengatakan bahwa hutan adalah paru-paru bumi. Namun banyaknya hutan yang rusak akan membuat penurunan kualitas oksigen. Sebab Semakin sedikit tumbuhan yang ada di hutan, semakin sedikit pula oksigen yang dihasilkan. Akibatnya adalah kualitas oksigen akan menurun.

Terganggunya siklus air

Kita tahu bahwa pohon memiliki peranan yang penting dalam siklus air, yaitu menyerap curah hujan serta menghasilkan uap air yang nantinya akan dilepaskan ke atmosfer. Dengan kata lain, semakin sedikit jumlah pohon yang ada di bumi, maka itu berarti kandungan air di udara yang nantinya akan dikembalikan ke tanah dalam bentuk hujan juga sedikit.(Jmb)

 

Berita Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Tetap Terhubung

Berita terkini