Kupang,TiTo – Pembangunan Bendungan Raknamo oleh pemerintah pusat di wilayah Raknamo kecamatan Ambil Oefeto, kabupaten Kupang untuk mengoptimalkan pemanfaatan potensi lahan pertanian di wilayah itu hingga kini belum terealisasi seperti yang diharapkan.
Kepala dinas (kadis) pertanian kabupaten Kupang, Amin Juariah akhir pekan kemarin di komplek Perkantoran Oelamasi mengatakan lahan potensial yang ditargetkan bisa dikelola dengan suplai air bendungan tersebut seluas 1.300 hektare namun hingga Musim Tanam (MT) satu tahun ini baru sekitar 340 hektare lahan yang bisa dikelola petani.
“Lahan potensial dari bendungan Raknamo 1.300 hektare, yang eksisting (diolah) di MT satu ini sekitar 340 hektare, di MT dua paling bisa tambah 100 hektare, jadi sebagian besar belum bisa diolah,”kata kadis Amin Juariah, kepada timurtoday.id, Jumat pekan lalu.
Ia mengatakan rusaknya sejumlah ruas saluran irigasi menjadi salah satu sebab utama sejumlah lahan potensial tak bisa dikelola karena tidak terjangkau aliran air. Selain itu ada sejumlah luasan yang sama sekali belum bisa dijadikan lahan produktif karena belum dibersihkan.
Untuk itu kata kadis Amin, diperlukan optimalisasi lahan dengan sejumlah cara diantaranya perbaikan dan penambahan saluran irigasi dan pembukaan lahan baru yang bisa dijangkau aliran air.
Disampaikan kondisi yang dihadapi terkait dengan optimalisasi lahan potensial bendungan Raknamo tersebut rencananya akan disampaikan ke menteri pertanian (Mentan) Amran Sulaiman dalam rapat di Jakarta pekan ini. Rapat tersebut kata Kadis Amin merupakan tindaklanjut dari kunjungan kerja Mentan Amran di kabupaten Kupang baru-baru ini.
“Kita sudah siapkan sejumlah usulan terkait optimalisasi lahan pertanian ini untuk kita sampaikan ke pak menteri dalam pertemuan nanti. mudah-mudahan ada intervensi program dari pusat sehingga semua potensi lahan yang ada bisa dikelola,”katanya.(Jmb)