28.3 C
Kupang
Selasa, April 22, 2025
Space IklanPasang Iklan

Pemkab TTS Belum Nyatakan Sikap Soal Relokasi Permukiman Warga Kuatae

Kota SoE, TiTo – Peristiwa tanah bergerak yang menimbulkan retakan dan longsoran menghantam ratusan KK di desa Kuatae dan Kampung Sabu kelurahan SoE. Akses Jalan putus, rumah rusak dan area pertanian perkebunan warga ikut rusak.

Peristiwa tersebut mulai terjadi tanggal 12 Maret 2025 dan hingga Senin (24/3) tanah masih terus bergeser dan longsoran maupun retakan tanah pun terus terjadi. Sedikitnya hingga Senin (24/3) ada 708 jiwa yang sudah mengungsi dan kini menempati GOR Nekamese dan rumah keluarga.

Yuliana, Norgalina dan Marince yang ditemui wartawan di lokasi pengungsian Senin (24/3) menyampaikan mereka siap direlokasi karena kondisi yang terjadi di desa mereka cukup mengancam keselamatan mereka jika harus kembali mendiami rumah mereka di desa Kuatae.

“Pak, rumah kami rusak semua, lantai dan tembok rumah kami hancur. Rumah kami bahkan sudah miring akibat bencana tanah longsor ini. Kami takut kalau terjadi longsor susulan karena tanah masih terus bergerak. Kami berharap Pemda bisa menyediakan tempat relokasi yang aman untuk kami. Kami sudah tidak mungkin kembali tinggal di Kuatae, kami takut,” ungkap Yuliana, Norgalina dan Marince yang dikutip dari suaratts.com.

Jika direlokasi lanjut ketiganya, tempat relokasi diharapkan masih berada di sekitar Kota Soe. Hal ini dimaksudkan agar mereka masih bisa bertani/berkebun di Desa Kuatae. Pasalnya, mayoritas pekerjaan para korban adalah petani.

“ Kalau bisa kasih pindah kami di sekitar Kota Soe saja. Biar kami masih bisa ke Desa Kuatae untuk bertani/berkebun. Kebun kami ada di sana,” sebut mereka.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten TTS, Yeri Nakamnanu, Selasa (25/3) menyebut Desa Kuatae sudah tak layak menjadi daerah pemukiman maupun area perkebunan. Pasalnya, daerah tersebut merupakan daerah patahan yang sangat rawan terjadi longsor susulan.

Baca juga  Keluarga Neno di Benu - Takari Klaim Lahan Bekas Kantor PT.Sagaret Bukan Milik Keluarga Tefnai

“ Kalau kita lihat kondisi di lapangan, Desa Kuatae sudah tak layak lagi menjadi daerah hunian ataupun daerah pertanian karena sangat rawan terjadi longsor susulan.

Disampaikan sejak tanggal 12 Maret lalu hingga saat ini tanah di desa Kuatae masih terus mengalami pergeseran karena itu warga Kuatae harus direlokasi seluruhnya.

Namun kata Yerry kebijakan untuk relokasi ada di tangan Bupati dan wakil bupati.

“ Memang kalau kita lihat kondisi di lapangan, warga Kuatae seluruhnya harus di relokasi. Pembicaraan terkait relokasi memang sudah pernah dibahas. Tapi untuk lebih jauh itu ranahnya ada di Pak Bupati atau wakil bupati,”kata Yerry Nakamnanu.

Sejauh ini belum ada suara (pernyataan resmi) dari bupati Eduard Buce Lioe maupun Wabup Jhony Army Konay soal relokasi permukiman warga Kuatae tersebut.

Upaya penanganan pemkab TTS terhadap para korban hingga kini masih bersifat darurat. (Jmb)

Berita Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Tetap Terhubung

Berita terkini